KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan
sebuah makalah kesehatan terkait tentang konsep sehat sakit. Makalah ini
disusun oleh mahasiswa Stikes Alifah Padang. dengan judul makalah yang
ditetapkan, untuk menjadi sumber nilai dalam mata kuliah dasar-dasar
epidemiologi. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menghaturkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membimbing Dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis meminta maaf kepada
penilai maupun pembaca. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna
perbaikan dikemudian hari. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
2 Okteber 2014
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ................................................................................................................ 1
Daftar
Isi
.............................................................................................................. 2
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Pembelajaran
............................................................................................. 4
BAB
II Pembahasan
2.1 Konsep sehat sakit….………………………………………………………… 5
2.2 Konsep hendrik L
Bloom…………………………………………………………. 5
BAB
III Penutup
3.3 Kesimpulan
...................................................................................................... 8
3.3 Saran
...................................................................................................... 8
3.3
Daftar Pustaka
............................................................................................................
8
BAB
1
1.1
Latar Belakang
Konsep
hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi
sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga
spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat
seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L
Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya
masalah kesehatan.
Keempat
faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku/gaya hidup (life style), faktor
lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan
(jenis cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor
tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat
kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia
merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi,
disusul dengan faktor lingkungan.
1.2
Tujuan
Tujuan
makalah ini di buat :
1. Agar
lebih memahami konsep sehat khususnya menurut hendrik bloom
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Sehat Sakit
Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam
menjaga kesehatan warga negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak
mereka begitu dijaga dari segi gizi sehingga akan melahirkan keturunan yang
berbobot. Kondisi yang berseberangan dialamiIndonesiasebagai Negara agraris,
segala regulasi pemerintah tentang kesehatan malah fokus pada penanggulangan
kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya banyak masyarakat kotayang
mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian membuktikan wilayah Indonesia
potensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena wilayahnya yang luas
dengan topografi yang mendukung.Adaapa dengan pemerintah?. Satu jawaban yang
pasti seringkali dalam analisis kesehatan pemerintah kurang mempertimbangkan
pendapat ahli kesehatan masyarakat (public health) sehingga kebijakan yang
dibuat cuma dari sudut pandang kejadian sehat-sakit.
2.2 Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan
yang dikaji, masing-masing faktor saling keterkaitan berikut penjelasannya :
1. Perilaku masyarakat
Perilaku masyarakat
dalam menjaga kesehatan sangat memegang peranan penting untuk mewujudkan
Indonesia Sehat 2010. Hal ini dikarenakan budaya hidup bersih dan sehat harus
dapat dimunculkan dari dalam diri masyarakat untuk menjaga kesehatannya.
Diperlukan suatu program untuk menggerakan masyarakat menuju satu misi
Indonesia Sehat 2010. Sebagai tenaga motorik tersebut adalah orang yang
memiliki kompetensi dalam menggerakan masyarakat dan paham akan nilai kesehatan
masyarakat. Masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat akan
menghasilkan budaya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.
Pembuatan peraturan
tentang berperilaku sehat juga harus dibarengi dengan pembinaan untuk
menumbuhkan kesadaran pada masyarakat. Sebab, apabila upaya dengan menjatuhkan
sanksi hanya bersifat jangka pendek. Pembinaan dapat dimulai dari lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat sebagai role model
harus diajak turut serta dalam menyukseskan program-program kesehatan.
2. Lingkungan
Berbicara mengenai
lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan yang
memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.
Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan
sampah yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga
dapat menjadi penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua
pihak untuk itulah perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri
memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam mengukur,
mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun dilematisnya di
puskesmas jumlah tenaga kesehatan lingkungan sangat terbatas padahal banyak
penyakit yang berasal dari lingkungan kita seperti diare, demam berdarah,
malaria, TBC, cacar dan sebagainya.
Disamping lingkungan
fisik juga ada lingkungan sosial yang berperan. Sebagai mahluk sosial kita
membutuhkan bantuan orang lain, sehingga interaksi individu satu dengan yang
lainnya harus terjalin dengan baik. Kondisi lingkungan sosial yang buruk dapat
menimbulkan masalah kejiwaan.
3. Pelayanan kesehatan
Kondisi pelayanan
kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas,
rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan
pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar
yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda
terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar perananya. sebab di puskesmaslah
akan ditangani masyarakat yang membutuhkan edukasi dan perawatan primer.
Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager yang memiliki kompetensi
di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun program-program
kesehatan. Utamanya program-program pencegahan penyakit yang bersifat preventif
sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian
kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah, malaria,
dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner,
stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah dicegah
asalkan masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan
dan kesehatannya.
4. Genetik / Keturunan
Seperti apa keturunan
generasi muda yang diinginkan ???. Pertanyaan itu menjadi kunci dalam
mengetahui harapan yang akan datang. Nasib suatu bangsa ditentukan oleh
kualitas generasi mudanya. Oleh sebab itu kita harus terus meningkatkan
kualitas generasi muda kita agar mereka mampu berkompetisi dan memiliki
kreatifitas tinggi dalam membangun bangsanya.
Dalam hal ini kita
harus memperhatikan status gizi balita sebab pada masa inilah perkembangan otak
anak yang menjadi asset kita dimasa mendatang. Namun masih banyak saja anakIndonesiayang
status gizinya kurang bahkan buruk. Padahal potensi alamIndonesiacukup
mendukung. oleh sebab itulah program penanggulangan kekurangan gizi dan
peningkatan status gizi masyarakat masih tetap diperlukan. Utamanya program
Posyandu yang biasanya dilaksanakan di tingkat RT/RW. Dengan berjalannya
program ini maka akan terdeteksi secara dini status gizi masyarakat dan cepat
dapat tertangani.
Program pemberian
makanan tambahan di posyandu masih perlu terus dijalankan, terutamanya daeraha
yang miskin dan tingkat pendidikan masyarakatnya rendah. Pengukuran berat badan
balita sesuai dengan kms harus rutin dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi secara
dini status gizi balita. Bukan saja pada gizi kurang kondisi obesitas juga
perlu dihindari. Bagaimana kualitas generasi mendatang sangat menentukan
kualitas bangas Indonesia mendatang.
5. Derajat Kesehatan Masyarakat
Menurut Hendrik L Blum,
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang dapat diukur dari tingkat
mortalitas dan morbiditas penduduk yang dipengaruhi oleh empat factor penentu,
yaitu : factor – factor lingkungan (45 persen), perilaku kesehatan (30 persen),
pelayanan kesehatan (20 persen) dan kependudukan / keturunan (5 persen).
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Masalah
kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagaimasalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia,
sosial budaya,perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya.
Pengertian
sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal
dansistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang
disebabkan olehgangguan terhadap sistem tubuh manusia.
3.2. Saran
Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu
kami membutuhkan berbagai masukan-masukan ataupun saran yang bersifat
konskruktif untuk memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.
3.3 DAFTAR PUSTAKA
http://kesmasybk.blogspot.com/2013/05/konsep-sehat-sakit.html
Ryadi,
Slamet dan T Wijayanti. 2011. Dasar-dasar epidemiologi.Salemba Medika. Jakarta.
http://blogkesmas.blogspot.com/2010/10/perkembangan-teori-terjadinya-penyakit.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar